Solana, sebuah nama yang semakin menjadi sorotan dalam dunia cryptocurrency, kini menjadi bahan pembicaraan yang semakin sering terdengar. Dukungan dari analis terkemuka, serta potensi yang dimilikinya untuk menggeser posisi Binance Coin (BNB) dan Tether (USDT), semakin menambah daya tariknya.
Setelah hampir merosot menyusul kebangkrutan FTX pada akhir 2022, Solana melakukan pemulihan yang luar biasa. Token ini berhasil melonjak sebanyak 580,44%, dari $21 pada tahun sebelumnya menjadi $154.25, posisi yang tetap bertahan hingga saat ini. Perubahan ini pun tidak luput dari perhatian analis terkemuka, yang kini memprediksi kemungkinan lonjakan lebih lanjut.
Menurut analisis terbaru dari Franklin Templeton, Solana memiliki potensi besar untuk menduduki peringkat ketiga dalam pasar cryptocurrency, melampaui Binance Coin (BNB) dan Tether (USDT). Analisis ini mengungkapkan beberapa faktor kunci yang mendukung kesuksesan Solana.
Lonjakan Volume dan Biaya Jaringan
Perusahaan riset Franklin Templeton merilis laporan yang merinci potensi Solana setelah pemulihan dari kejatuhan FTX, dan jalur potensialnya ke depan. Salah satu poin penting yang disorot adalah lonjakan volume pada bursa terdesentralisasi (DEX). Volume ini melonjak dari $1,1 miliar pada November 2023 menjadi $35,2 miliar pada April 2024. Fenomena ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam basis pengguna Solana.
Airdrop dan Aktivitas Memecoin
Selain itu, airdrop yang terjadi dalam ekosistem Solana juga turut memperkuat pemulihannya. Proyek-proyek seperti Jito dan Pyth telah menciptakan efek kekayaan senilai miliaran dolar. Melalui airdrop mereka, pemegang Solana diberikan token secara cuma-cuma yang nilainya kemudian melambung menjadi miliaran. Hal ini tidak hanya meningkatkan minat investor pada token tersebut, tetapi juga pada Solana secara keseluruhan.
Keunggulan Teknologi dan Potensi Masa Depan
Solana memiliki keunggulan teknologi yang membedakannya dari pesaing utamanya, terutama Ethereum. Biaya transaksi yang rendah dan kecepatan tinggi Solana memungkinkan investor dengan berbagai tingkat pemahaman teknologi untuk mendapatkan manfaat dari airdrop tanpa harus membayar biaya transaksi yang mahal.
Pengenalan Firedancer, klien validator baru oleh Jump Crypto, diprediksi akan semakin meningkatkan keunggulan Solana. Pembaruan ini tidak hanya meningkatkan throughput data, tetapi juga memaksimalkan penggunaan perangkat keras klien, sehingga memungkinkan biaya yang lebih rendah bagi para validator.
Potensi Menyalip BNB dan USDT
Meskipun Solana telah beberapa kali mengungguli Binance Coin (BNB), terutama selama periode momentum pasar yang signifikan, posisinya masih belum stabil. Namun, analis dari Franklin Templeton optimis bahwa airdrop yang akan datang akan memperkuat posisi Solana. Dengan demikian, Solana berpotensi untuk mengungguli Tether (USDT) dan menempati peringkat ketiga dalam pasar cryptocurrency, hanya kalah dari Bitcoin dan Ethereum.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Namun, kesuksesan Solana juga dihadapkan pada beberapa tantangan. Memecoin, meskipun telah menyumbang pada kesuksesannya, dikenal sebagai aset yang sangat volatile. Selain itu, Solana juga pernah mengalami gangguan jaringan yang cukup serius, yang menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas jaringannya.
Kesimpulan
Kenaikan nilai Solana bukan hanya penting bagi para pedagang, tetapi juga bagi para pengembang. Kapitalisasi pasar yang lebih tinggi dapat menarik lebih banyak pengembang untuk membangun aplikasi terdesentralisasi (dApps) di atas Solana, yang pada akhirnya akan memperkuat ekosistemnya.
Dengan dukungan dari analis terkemuka dan potensi teknologinya yang mempesona, Solana tampaknya telah menempatkan dirinya sebagai pemain utama dalam pasar cryptocurrency, dengan tujuan untuk mengungguli Binance Coin (BNB) dan Tether (USDT) dalam waktu yang tidak terlalu jauh.(*)
Source : DAILYCOIN
