Solana, jaringan blockchain yang tengah naik daun, tengah menggeliat dengan potensi menggeser posisi Ethereum dalam hal biaya transaksi, sebuah perkembangan yang mungkin akan mengubah permainan di dunia kripto. Dalam laporan terbaru dari 8 Mei 2024, Solana diusung sebagai pesaing serius yang dapat menggoyahkan takhta Ethereum.
Menurut penelitian oleh Dan Smith, seorang analis riset senior di Blockworks, Solana berpeluang mengungguli Ethereum dalam hal biaya transaksi bahkan dalam sepekan ini. Dalam postingannya pada 7 Mei, Smith mengatakan, “Solana kemungkinan akan melampaui Ethereum dalam biaya transaksi + nilai maksimal yang dapat diekstraksi bulan ini, bahkan mungkin pekan ini.”
Nilai maksimal yang dapat diekstraksi, atau MEV, merujuk pada profit yang sebagian besar diperoleh melalui perdagangan arbitrase pada protokol. MEV ini menjadi indikator signifikan dalam menilai potensi sebuah jaringan blockchain.
Solana juga menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam nilai ekonominya. Pada 7 Mei, total nilai ekonomi Solana mencapai $2,8 juta, hampir menyamai Ethereum yang mencapai $3,1 juta. Ini merupakan angka yang mengejutkan, mengingat Solana masih tergolong baru dalam kancah blockchain global.
Namun, meski Solana menunjukkan performa yang cemerlang, gap antara biaya transaksi harian Solana dan Ethereum masih cukup besar. Dalam 24 jam terakhir, Ethereum menghasilkan lebih dari $2,75 juta dalam biaya transaksi, sementara Solana hanya mencatat $1,49 juta. Perbandingan ini menunjukkan bahwa meski Solana mendekati, ia masih memiliki jarak yang cukup jauh untuk mengejar Ethereum dalam hal volume transaksi.
Jika melihat total nilai yang terkunci (TVL), Solana masih jauh tertinggal dari Ethereum. Dengan TVL Solana mencapai $3,94 miliar, ini hanya sekitar 7,4% dari TVL Ethereum yang mencapai $53 miliar. Meskipun begitu, Solana terus menunjukkan pertumbuhan yang konsisten, menunjukkan potensi besar sebagai pesaing serius Ethereum.
Namun, apakah Solana benar-benar “pembunuh Ethereum” yang dijanjikan? Solana hadir sebagai alternatif yang menjanjikan untuk mengatasi kendala skalabilitas dan biaya transaksi tinggi yang sering dihadapi oleh pengguna Ethereum. Namun, pendekatannya yang monolitik juga menghadirkan risiko tersendiri, seperti yang terjadi pada awal April ketika sebagian besar transaksi Solana gagal karena lonjakan permintaan memecoin.
Kritik terhadap Solana juga mengemuka setelah insiden di bulan Februari di mana produksi blok Solana terhenti selama lima jam. Meskipun begitu, Solana terus memperbaiki diri dan menunjukkan komitmen untuk menjadi salah satu pemain utama dalam ekosistem blockchain.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Solana masih memiliki potensi besar untuk menantang dominasi Ethereum. Perjalanan Solana dalam beberapa tahun terakhir telah menarik perhatian banyak pihak, dan kisahnya yang terus berkembang akan menjadi hal menarik untuk diikuti dalam industri blockchain yang terus berubah dan berkembang.(*)