Dalam era kegilaan memecoin yang sedang merajalela, Solana, sebagai jaringan Layer 1 terbesar keempat berdasarkan total nilai yang terkunci (TVL), terus menarik perhatian para pedagang dengan janji transaksi yang cepat dan murah. Dengan Phantom, sebuah aplikasi dompet yang populer, pengguna dapat dengan mudah mengakses ekosistem web3 Solana. Bahkan, dalam bulan April saja, Phantom telah diunduh sekitar 770.000 kali menurut data dari appfigures, mengungguli popularitas Facebook di toko aplikasi Google U.S.
Meskipun biaya transaksi di Solana belakangan ini mengalami lonjakan karena kemacetan jaringan, namun tetap jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan Bitcoin atau Ethereum. Namun demikian, biaya transaksi di Solana masih lebih mahal daripada jaringan Layer 2 seperti Arbitrum, Optimism, dan Base.
Data yang dihimpun dari The Block menunjukkan bahwa para pedagang Solana semakin banyak membayar biaya prioritas yang lebih tinggi untuk memproses transaksi mereka. Ini menandakan bahwa meskipun Solana menawarkan transaksi yang cepat dan murah, namun meningkatnya aktivitas juga memicu kenaikan biaya transaksi.
Meskipun demikian, SOL, token native Solana, telah mengalami lonjakan harga yang signifikan sejak pasar kripto mencapai titik terendah pada 1 Mei, dengan kenaikan hampir 50%. Namun, dalam 24 jam terakhir, SOL mengalami penurunan sebesar 1,3%.
Dengan fitur-fitur unggulannya, Solana terus menjadi pilihan menarik bagi para pedagang yang mencari alternatif transaksi yang cepat dan terjangkau. Namun, dengan lonjakan aktivitas juga datang tantangan baru, terutama terkait dengan biaya transaksi yang meningkat. Bagaimanapun, Solana tetap menjadi salah satu jaringan kripto yang patut diperhitungkan dalam ekosistem yang terus berkembang ini.(*)