Solana, jaringan blockchain yang dikenal karena skalabilitasnya yang luar biasa, mendapati dirinya dalam sorotan yang tidak menguntungkan baru-baru ini. Meskipun banyak yang berpikir bahwa masalah kepadatan lalu lintasnya sudah terselesaikan, Solana menunjukkan bahwa tantangan yang mereka hadapi belum berakhir.
Pada tanggal 4 April, lebih dari 75% dari transaksi yang dilakukan di Solana mengalami kegagalan, melampaui rekor sebelumnya sebesar 70% yang tercatat sehari sebelumnya. Fenomena ini mengarah pada pertanyaan tentang kestabilan jaringan Solana dan apakah masalah ini akan berlanjut.
Menariknya, sebagian besar transaksi yang gagal tersebut adalah transaksi non-vote, yaitu perpindahan SOL antar akun Solana. Namun, apa yang membuatnya lebih memprihatinkan adalah lebih dari 50% dari transaksi pada tanggal 4 April diduga dilakukan oleh bot. Bot-bot ini sepertinya sedang mengalirkan spam ke jaringan Solana, mungkin dalam upaya untuk mencari peluang arbitrase. Hal ini menunjukkan bahwa masalah spam telah menjadi masalah yang berkelanjutan dalam ekosistem Solana.
Matías Barrios, seorang peneliti keamanan untuk Solana, menjelaskan bahwa salah satu alasan utama mengapa spam sulit dihentikan di jaringan adalah karena biaya tetap untuk setiap transaksi. Baik itu tindakan sederhana atau kompleks, biaya transaksi tetap sama untuk pengguna. Hal ini memberikan insentif bagi pihak-pihak yang ingin membanjiri jaringan dengan transaksi yang tidak bermakna.
Dampak dari kegagalan transaksi ini juga terlihat pada harga SOL, token asli jaringan Solana, yang turun hampir 7% dalam sehari. Meskipun SOL telah mengalami kenaikan signifikan sejak April 2023, penurunan tajam ini memberikan gambaran tentang ketidakpastian yang sedang dialami oleh ekosistem Solana saat ini.
Selama beberapa bulan terakhir, Solana telah menghadapi lonjakan aktivitas jaringan yang besar, terutama didorong oleh memecoins. Setelah mengatasi beberapa tantangan, termasuk keterkaitannya dengan bursa FTX yang kini sudah tidak beroperasi, ekosistem Solana berhasil bangkit kembali dan bahkan mencapai posisi lima teratas berdasarkan kapitalisasi pasar di Coingecko.
Namun, tantangan baru muncul dalam bentuk protokol pertambangan mirip Bitcoin yang baru, yang disebut Ore. Protokol ini memicu lonjakan aktivitas di Solana, yang secara dramatis meningkatkan harga token Ore dalam waktu singkat. Tetapi, seperti yang diungkapkan oleh Mert Mumtaz, CEO Helius Labs, aktivitas pertambangan ini juga memperburuk masalah spam di jaringan Solana.
Jadi, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini? Menurut Mumtaz, satu-satunya cara adalah dengan menambahkan insentif dan pasar biaya yang lebih baik sehingga bot tidak bisa memanipulasi sistem. Barrios juga menunjukkan bahwa Solana sedang mempersiapkan pembaruan yang akan memperkenalkan biaya prioritas, diharapkan dapat membantu meredakan masalah spam.
Meskipun Solana telah menunjukkan kemampuan untuk berkembang dan berkembang pesat, tantangan baru seperti ini menunjukkan bahwa perjalanan mereka untuk menjadi salah satu jaringan blockchain terkemuka masih panjang. Namun, dengan komitmen dan inovasi terus-menerus dari tim pengembangnya, Solana memiliki peluang besar untuk mengatasi masalah ini dan mewujudkan potensinya sebagai salah satu pemain utama dalam ekosistem blockchain global.(*)
